Breaking News
Loading...
Rabu, 16 Oktober 2013

Info Post

Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
BAHAN ORGANIK





DISUSUN OLEH :
NAMA                        : MUHAMMAD ARIS
NIM                : G111 12 333
KELOMPOK            : 11 (SEBELAS)
ASISTEN       : LAURA ANGGRAENI
LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012


                                                                                                                                                                  I.            PENDAHULUAN
1.1  Tinjauan Pustaka
Bahan Organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil.
Kita membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya media tanaman tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
Salah satu faktor yang harus ada adalah bahan organik tanah. 
Bahan organik tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami perombakan. Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan bahan organik untuk mengetahui kandungan bahan organik suatu jenis tanah dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bahan organik di dalam tanah.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum adalah untuk mengetahui kandungan bahan organik pada tiap lapisan pada tanah alfisol dan mengetahui peranan bahan organik terhadap tanah dan tanaman.
Kegunaan dilaksanakannya praktikum agar mahasiswa mengetahui cara menghitung kadar bahan organik di dalam tanah dan data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk melakukan penanaman pada tanah yang telah diuji.
                                                                                                                                                      II.            TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Organik
Bahan Organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961).
Bahan Organik merupakan limbah tumbuhan, hewan,dan manusia. Limbah tumbuhan yang ada di lapanganadalah jerami padi, sisa tanaman jagung, kedelai,kacang tanah, sayuran, gulma, kakao, dan kelapasawit, tanaman peneduh seperti gamal, lamtoro, dan kaliandra. Limbah hewan berupa ternak kotoran sapi, ayam, kambing, kerbau, dan kuda. Bahan organik tanah merupakan sisa jaringan tanaman dan hewan yang telah mengalami dekomposisi, baik sebagian maupun seluruhnya, biomasa mikroorganisme, bahan organik tanah terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus (Aphani, 2001).
Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus pada lapisan atau permukaan tanah (Stevenson, 1994).
 2.2.Peranan Bahan Organik Terhadap Tanah dan Tanaman
2.2.1.      Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Fisik Tanah
Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk diolah. Komponen organik seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasi pertikel lempung dengan membentuk komplek lempung-logam-humus (Stevenson, 1982).
2.2.2.      Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Kimia Tanah
Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik memberikan konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh: Molisol), sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK tanah (Stevenson, 1982).
  2.2.3.      Peranan Bahan Organik Terhadap Biologi Tanah
Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah (Tian, 1997).
2.3. Perspektif Kesuburan Tanah
Bahan orgnik di samping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah juga tidak kalah pentingnya terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah lainnya. Syarat tanah sebagai media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik tanah yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai tempat aerasi dan lengas t anah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi (Aphani, 2001).
                                                                                                                                                                III.            METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum Bahan Organik dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 07 Desember 2012 pukul 10.00 Wita - selesai dan bertempat  di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2. Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian Bahan Organik, yaitu: Labu erlenmayer 250 ml, neraca analitis, pipet tetes dan timbangan.
            Adapun bahan yang digunakan, yaitu: K2Cr2O7 1 N, H2SO4, Indikator diphenylamine dan H3PO4.
3.3.  Prosedur Kerja
1.      Memasukkan contoh tanah dengan neraca analitik sebanyak 2 gram.
2.      Memasukkan dalam labu erlenmayer 250 ml.
3.      Menambahkan dengan teliti 10 ml larutan K2Cr2O7 1 N (pipet) dan mereaksikan dengan 10 ml H2SO4 dan membiarkan reaksi berlangsung satu jam. Untuk dapat mempercepat reaksi dapat dilakukan pemanasan suspensi pada suhu 40o C selama 5 menit.
4.      Menambahkan aquades kira-kira 50 ml dan 10 ml H3PO4.
5.      Menetesi 1 ml indicator dan segera dengan larutan Fe++ yang telah distandarisasi.
6.      Bila perubahan warna agak sulit karena pengaruh contoh tanah, maka menggunakan cairan jernih saja yang dipindahkan ke labu erlenmayer lainnya.
7.      Titik akhir titrasi saat terjadi perubahan warna biru kehitaman  hijau.
8.      Mencatat volume titran Fe++ yang digunakan, begitu pula dengan normalitas.
Rumus yang Digunakan:
                                                                                                                                         IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dapat di ketahui bahwa nilai bahan organik tanah adalah sebagai berikut:
Tabel : Hasil Perhitungan % C Dan % Bahan Organik Pada Praktikum Bahan Organik
Jenis Tanah
% Bahan Organik
Lapisan I
0.41 %
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012
4.2. Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan persentase kadar bahan organik adalah 0.41%. Hal ini dikarenakan bahan organik berasal dari hasil dekomposisi atau penguraian oleh berbagai jasad renik atau jasad mikroorganisme terhadap sampah dan daun-daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (1986), bahwa sumber bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik tanah, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.

                Adapun peranan bahan organik terhadap tanah dan tanaman yaitu peran bahan organik terhadap kesuburan fisik tanah, peranan bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah, peranan bahan organik terhadap biologi tanah bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                V.                        KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Tanah pada lapisan I memiliki nilai % bahan organik sebesar 0,41 %
2.      Adapun peranan bahan organik terhadap tanah dan tanaman yaitu peran bahan organik terhadap kesuburan fisik tanah, peranan bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah, peranan bahan organik terhadap biologi tanah .
5.2 Saran
Dalam mempelajari Bahan Organik harus benar-benar mengetahui tentang bahan organik tanah karena bahan organik tahan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Aphani,  2001.  Kembali ke pupuk organik.  Kanwil Deptan Sumsel, Sinartani: Sumatera Selatan.
Atmojo, Suntoro Wongso. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Brady, N.C. 1997. The Nature and Properties of Soil. Mac Millan Publishing Co: New York
Cahyani, V.R. (1996). Pengaruh Inokulasi Mikorisa Vesikular-Arbuskular Dan perimbangan Takaran Kapur Dengan Bahan Organik Terhadap PertumbuhanTanaman. Pasca Sarjana UGM,Yogyakarta.
Djajakirana, G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan Pertanian. Makalah disampaikan pada Seminar Petani “Tanah Sehat Titik Tumbuh Pertanian Ekologis” di Sleman, 30 Oktober 2001.
Kasno, A. 2009. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah. (http://balittanah.litbang.deptan.go.id, diakses Makassar, 10 November 2012).
Kononova, M. M., 1961. Soil Organic Matter. Translate by  T. Z.Nowakowski and greenwood. Pergamon, Oxford.
Sastrahidayat, I.R. dan Soemarno, 1991. Budidaya Berbagai Jenis Tanaman Tropika. Usaha Nasional: Surabaya.
Scholes, M.C., Swift, O.W., Heal, P.A. Sanchez, JSI., Ingram and R. Dudal, 1994. Soil Fertility research in response to demand for sustainability. In The biological managemant of tropica soil fertility (Eds Woomer, Pl. and Swift, MJ.)  JohnWiley & Sons: New York.
Stevenson, F.T. 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons: New York.
Sufardi, 1999. Perubahan karateristik muatan dan retensi fosfor ultisol akibat pemberian amelioran dan pupuk fosfat. Konggres Nasional VII. HITI: Bandung.
Tian, G., 1997. In Driven by Nature Plant Litter Quality and Decomposition, Department of Biological Sciences. (Eds Cadisch, G. and Giller, K.E.), pp. 125-134. Wey College, University of London, UK.

  

LAMPIRAN
% C     = x 100 %
            =  x 100 %
            = 0,24 %
% Bahan Organik        = 0,24 % x 1,724
                                    = 0,41 %

0 komentar:

Posting Komentar