Dasar-Dasar
Ilmu Tanah
DISUSUN
OLEH :
NAMA :
MUHAMMAD ARIS
NIM :
G111 12 333
KELOMPOK :
11 (SEBELAS)
ASISTEN : LAURA ANGGRAENI
LABORATORIUM
FISIKA TANAH
JURUSAN
ILMU TANAH
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
I.
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka
Bahan Organik merupakan bahan-bahan yang
dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi
unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan
organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik
demikian berada dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro.
Sebagai akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus
selalu diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Bahan organik berperan
penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah
adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik,
biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi
dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil.
Kita membutuhkan tanah
sebagai sumber kehidupan dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Sebagai media
tumbuhnya media tanaman tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh.
Salah satu faktor yang
harus ada adalah bahan organik tanah.
Bahan organik tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami perombakan. Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya.
Bahan organik tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami perombakan. Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan bahan organik untuk mengetahui
kandungan bahan organik suatu jenis tanah dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan bahan organik di dalam tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum adalah untuk mengetahui
kandungan bahan organik pada tiap lapisan pada tanah alfisol dan mengetahui peranan bahan organik
terhadap tanah dan tanaman.
Kegunaan dilaksanakannya praktikum agar mahasiswa
mengetahui cara menghitung kadar bahan organik di dalam tanah dan data yang
diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk melakukan penanaman
pada tanah yang telah diuji.
2.1.
Bahan Organik
Bahan Organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks
dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat
di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena
dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961).
Bahan Organik merupakan limbah tumbuhan, hewan,dan manusia.
Limbah tumbuhan yang ada di lapanganadalah jerami padi, sisa tanaman jagung,
kedelai,kacang tanah, sayuran, gulma, kakao, dan kelapasawit, tanaman peneduh
seperti gamal, lamtoro, dan kaliandra. Limbah hewan berupa ternak kotoran sapi,
ayam, kambing, kerbau, dan kuda. Bahan organik tanah merupakan sisa jaringan
tanaman dan hewan yang telah mengalami dekomposisi, baik sebagian maupun
seluruhnya, biomasa mikroorganisme, bahan organik tanah terlarut di dalam air,
dan bahan organik yang stabil atau humus (Aphani,
2001).
Bahan
organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah,
termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam
air, dan bahan organik yang stabil atau humus pada lapisan atau permukaan tanah
(Stevenson, 1994).
2.2.1.
Peran
Bahan Organik Terhadap Kesuburan Fisik Tanah
Bahan organik tanah merupakan salah satu
bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar
partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik
penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap
struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada
tanah lempung yang berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat
menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang
hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk diolah. Komponen organik seperti asam
humat dan asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasi pertikel lempung
dengan membentuk komplek lempung-logam-humus (Stevenson, 1982).
2.2.2.
Peranan
Bahan Organik Terhadap Kesuburan Kimia Tanah
Pengaruh bahan organik terhadap
kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas pertukaran kation,
kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan
tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negatif sehingga akan
meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik memberikan
konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas
pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh: Molisol),
sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK tanah (Stevenson,
1982).
Bahan organik merupakan sumber energi
bagi makro dan mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan
menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama
yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik.
Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah
fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah
juga berperan dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam
protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini
berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan
ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah (Tian, 1997).
2.3. Perspektif
Kesuburan Tanah
Bahan orgnik
di samping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah juga tidak kalah pentingnya
terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah lainnya. Syarat tanah sebagai
media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik tanah
yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai
tempat aerasi dan lengas t anah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan
organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah
meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak
kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi (Aphani, 2001).
III.
METODOLOGI
3.1.
Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum Bahan Organik dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 07 Desember 2012 pukul 10.00 Wita - selesai dan bertempat di
Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin.
3.2.
Alat Dan Bahan
Adapun alat yang
digunakan dalam
penelitian Bahan Organik, yaitu: Labu erlenmayer 250 ml,
neraca analitis, pipet tetes dan timbangan.
Adapun bahan yang
digunakan, yaitu: K2Cr2O7 1 N, H2SO4,
Indikator diphenylamine dan H3PO4.
3.3.
Prosedur Kerja
1.
Memasukkan
contoh tanah dengan neraca analitik sebanyak 2 gram.
2.
Memasukkan
dalam labu erlenmayer 250 ml.
3.
Menambahkan
dengan teliti 10 ml larutan K2Cr2O7 1 N
(pipet) dan mereaksikan dengan 10 ml H2SO4 dan membiarkan
reaksi berlangsung satu jam. Untuk dapat mempercepat reaksi dapat dilakukan pemanasan
suspensi pada suhu 40o C selama 5 menit.
4.
Menambahkan
aquades kira-kira 50 ml dan 10 ml H3PO4.
5.
Menetesi
1 ml indicator dan segera dengan larutan Fe++ yang telah
distandarisasi.
6.
Bila
perubahan warna agak sulit karena pengaruh contoh tanah, maka menggunakan
cairan jernih saja yang dipindahkan ke labu erlenmayer lainnya.
7.
Titik akhir titrasi saat terjadi perubahan warna biru
kehitaman hijau.
8.
Mencatat
volume titran Fe++ yang digunakan, begitu pula dengan normalitas.
Rumus yang Digunakan:
4.1.
Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
di ketahui bahwa nilai bahan organik tanah adalah sebagai berikut:
Tabel
: Hasil Perhitungan % C Dan % Bahan Organik Pada Praktikum Bahan Organik
Jenis Tanah
|
% Bahan Organik
|
Lapisan I
|
0.41 %
|
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2012
4.2.
Pembahasan
Berdasarkan
tabel hasil pengamatan persentase kadar bahan organik adalah 0.41%. Hal ini
dikarenakan bahan organik berasal dari hasil
dekomposisi atau penguraian oleh berbagai jasad renik atau jasad mikroorganisme
terhadap sampah dan daun-daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (1986),
bahwa sumber bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang,
ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan tanaman ini akan
mengalami dekomposisi. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik tanah, tetapi
sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
Adapun
peranan bahan organik terhadap tanah dan tanaman yaitu peran bahan organik
terhadap kesuburan fisik tanah, peranan bahan organik terhadap kesuburan kimia
tanah, peranan bahan organik
terhadap biologi tanah
bahan
organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanah pada lapisan I memiliki nilai % bahan organik sebesar 0,41 %
2. Adapun peranan
bahan organik terhadap tanah dan tanaman yaitu peran bahan organik terhadap kesuburan fisik
tanah, peranan bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah, peranan bahan
organik terhadap biologi tanah .
5.2
Saran
Dalam mempelajari Bahan Organik harus
benar-benar mengetahui tentang bahan organik tanah karena bahan organik tahan
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Aphani, 2001. Kembali ke pupuk organik. Kanwil Deptan Sumsel, Sinartani:
Sumatera Selatan.
Atmojo, Suntoro Wongso. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya.
Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Brady, N.C.
1997. The Nature and Properties of Soil. Mac Millan Publishing Co: New
York
Cahyani, V.R.
(1996). Pengaruh Inokulasi Mikorisa
Vesikular-Arbuskular Dan perimbangan Takaran Kapur Dengan Bahan Organik
Terhadap PertumbuhanTanaman. Pasca Sarjana UGM,Yogyakarta.
Djajakirana,
G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak
Pembangunan Pertanian. Makalah disampaikan pada Seminar Petani “Tanah Sehat
Titik Tumbuh Pertanian
Ekologis” di Sleman, 30 Oktober 2001.
Kasno, A. 2009. Peranan
Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah. (http://balittanah.litbang.deptan.go.id,
diakses Makassar, 10 November 2012).
Kononova,
M. M., 1961. Soil Organic Matter.
Translate by T. Z.Nowakowski and
greenwood. Pergamon, Oxford.
Sastrahidayat,
I.R. dan Soemarno, 1991. Budidaya
Berbagai Jenis Tanaman Tropika. Usaha Nasional: Surabaya.
Scholes, M.C.,
Swift, O.W., Heal, P.A. Sanchez, JSI., Ingram and R. Dudal, 1994. Soil Fertility research in response to
demand for sustainability. In The
biological managemant of
tropica soil fertility (Eds Woomer, Pl. and Swift, MJ.) JohnWiley & Sons: New York.
Stevenson,
F.T. 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons: New York.
Sufardi, 1999. Perubahan
karateristik muatan dan retensi fosfor ultisol akibat pemberian amelioran dan
pupuk fosfat. Konggres Nasional VII. HITI: Bandung.
Tian, G., 1997.
In Driven by Nature Plant Litter Quality and Decomposition, Department of Biological Sciences. (Eds
Cadisch, G. and Giller, K.E.), pp. 125-134. Wey College, University of London,
UK.
LAMPIRAN
% C =
x
100 %
=
x 100 %
= 0,24 %
% Bahan Organik =
0,24 % x 1,724
=
0,41 %
0 komentar:
Posting Komentar