Breaking News
Loading...
Senin, 21 Oktober 2013

Info Post
Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
KADAR AIR






DISUSUN OLEH :
NAMA                        : MUHAMMAD ARIS
NIM                : G111 12 333
KELOMPOK            : 11 (SEBELAS)
ASISTEN       : LAURA ANGGRAENI
LABORATORIUM FISIKA TANAH
JURUSAN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

                                                                                                                                                         I.       PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lainnya. 
            Air merupakan substansi yang paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka waktu lama selama terus - menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata - ratanya 26 inci (650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat tercemar.
            Dalam pengolahan tanah, air juga berfungsi mempermudah pengolahan tanah, mengendalikan perubahan suhu, dan bila menggenang (pada sistem sawah) dapat menghambat pertumbuhan gulma.
            Reaksi–reaksi kimia dalam tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Pelepasan unsur–unsur hara dari mineral primer terutama juga karena pengaruh air, yang kemudian mengangkutnya ke tempat lain (pencucian unsur hara). Sebaliknya kemampuan air menghanyutkan unsur hara dapat pula dimanfaatkan untuk mencuci garam-garam beracun yang berlebihan dalam tanah.
            Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
            Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan praktikum pengamatan Kadar Air dalam langkah awal penelitian dan pengamatan, karena kita ingin mengatahui kandungan air pada suatu jenis tanah.
1.2.Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Kadar Air tanah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang dapat ditampung oleh tanah Inceptisol beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
            Kegunaan dari praktikum Kadar Air tanah adalah sebagai bahan pertimbangan selanjutnya dan untuk menambah pengetahuan tentang kadar airdan kaitannya dengan usaha mengelolah tanah pertanian.








                                                                                                                                        II.            TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kadar Air
Kadar air tanah Alfiosol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
           Koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
a.       Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
b.       Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
c.       Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d.      Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah(Hardjowigeno, S., 1993).
2.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Air Dalam Tanah
2.2.1.    Tekstur Tanah
Tekstur tanah, kadar air tanah bertekstur liat > lempung > pasir, misalnya pada tegangan 1/3 atm (kapasitas lapang), kadar air tanah pada masing-masingnya adalah sekitar 55%, 40%, dan 15% (Hanafiah, 2009).
2.2.2.    Bahan Organik
Kadar bahan organik tanah (BOT), bahan organik tanah mempunyai pori-pori mikro yang jauh lebih banyak ketimbang partikel mineral tanah, yang berarti luas permukaan penjerap (kapasitas simpan) air lebih tinggi atau banyak, sehingga makin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah (Hanafiah, 2009).
2.2.3.    Senyawa Kimiawi
Senyawa kimiawi adalah garam-garam dan senyawa-pupuk baik alamiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan menghidrolisis air, sehingga koefisien layu meningkat. Kosekuensinya, makin banyak senyawa kimiawi dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air da;lam tanah menurun (Hanafiah, 2009).

2.2.4.    Kedalaman Solum/Lapisan
Kedalaman solum/lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, makindalam makin besar, sehingga kadar dan ketersediaan air juga makin banyak (Hanafiah, 2009).
2.2.5.    Iklim
Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap kekeringan, serta tingkat dan stadia pertumbuhan(Hanafiah, 2009).
2.3.Hubungan Kadar Air dan Porositas
Ketersediaan air bagi tanaman bertujuan agar tanaman mendapatkan unsur hara yang cukup dimana air mengangkut unsur hara melalui batang dan untuk  melancarakan tugas air tersebut sangat berkaitan dengan porositas karena ukuran pori-pori pada tanah yang normaldapat mempermudah pengangkutan unsur hara, jika pori-pori tanah mengecil atau porositas mengurang maka akan menghambat pengangkutan unsur hara dan akibatnya tanaman akan tumbuh tidak normal (Hanafiah, 2009).





                                                                                                                                                  III.            METODOLOGI
3.1.Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 06Nopember 2012 pukul 13.00 WITA-16.00WITA. Kadar air gravimetrikbertempat  di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin dan kadar air kapasitas lapang dilaksanakan disamping Greenhouse.
3.2.Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian kadar airyaitu: Desikator,cangkul, ember, timbangan, oven dan cawan petridis.
            Adapun bahan yang digunakan,yaitu:sampel tanah,kantong mayat,air, tissu rol, kertas label.
3.3.Prosedur Kerja
3.3.1.    Gravimetri
Adapun prosedur kerja pada percobaankadar air Gravimetri, yaitu:
1.      Menimbang cawan petridish, kemudian menambahkan 20 gram tanah kering udara
2.      Mengeringkan di dalam oven suhu 1050C selama 2 x 24 jam;
3.      Mengeluarkan cawan petridish dan tanah dari oven, mendinginkan dalam desikator kemudian menimbang cawan petridish bersama tanah.
4.      Menghitung dengan menggunakan rumus :
Berat cawng petridis = a gram
Berat cawang petridis + tanah kering udara = b gram
Berat cawang petridis + tanah kering oven = c gram
Berat tanah kering udara = (b-a)
Berat tanah kering oven = (c-a)
Berat air yang hilang = (b-c)
Kandungan air tanah = (b-a)-(c-a) x100%
                                              (c-a)
3.3.2.    Kapasitas Lapang
Adapun prosedur kerja padakadar air kapasitas lapang, yaitu :
1.      Menentukan tempat/lokasi yang datar dan dekat dengan sumber air.
2.         Membersihkan tempat tersebut dari rerumputan.
3.         Membuat bedengan dengan ukuran 1 x 1 meter.
4.         Setelah bedengan dibuat cukup tinggi, padatkan bedengan tersebut untuk mencegah air merembes.
5.         Menyiapkan air  +  200 liter dan menumpahkan pada bedengan secara bersamaan sampai tanah tersebut jenuh air.
6.         Menutup bedengan dengan menggunakan plastik. Memastikan bahwa seluruh  bedengan tertutup rapat.
7.         Menutup permukaan plastik dengan rumput lalu bdiamkan selama 1 x 24 jam.
8.         Setelah didiamkan selama 1 x  24 jam, membuka plastik yang menutupi pot kemudian menyungkil tanahnya.
9.         Menimbang tanah yang telah dicungkil (nilai tersebut sebagai berat basah) kemudian mengovenkan selama 1 x 24 jam.
10.     Setelah di ovenkan, menimbang tanahnya  (nilai tersebut sebagai berat kering).
11.     Menghitung kadar air kapasitas lapang dengan menggunakan rumus :
 Kadar air kapasitas lapang =berat tanah basah – berat tanah kering oven
                                                                    berat tanah kering oven
12.  Melakukan analisis partikel untuk mengetahui persen liat pada tanah lalu menghitung kadar air pada titik layu permanen dengan menggunakan rumus:
       Kadar air TLP = (0,649 + 0,3538 x % liat)
                                             100
13.  Menghitung air tersedia dengan menggunakan rumus:
 Air Tersedia = Kadar air kapasitas lapang – kadar air TLP









                                                                                                                          IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.            Hasil
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3 : Hasil Perhitungan Kadar Air Gravimetrik
Parameter Pengamatan
% Kadar Air
Lapisan I
4,17 %
Lapisan II
5,27%
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012
Tabel 4 : Hasil Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapang
Parameter Pengamatan
Kadar Air
Lapisan I
0,28
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012
4.2   Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil yaitu tanah lapisan I memiliki nilai kadar air sebesar 4,17% dan tanah lapisan II memiliki nilai kadar air sebesar 5,27%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai kadar air kedua lapisan tersebut sangat rendah. Hal ini disebabkan karena tanah lapisan I dan II adalah tekstur pasir/kasar sehingga kemampuan mengikat air rendah. Tanah bertekstur pasir, butit-butirnya berukuran lebih besar maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menahan air. Tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.

            Adapun kapasitas lapang kedua lapisan  yang diperoleh pada pengamatan ini adalah 0,28.Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim(1986) menyatakan bahwa makin banyak senyawa kimia, maka rendah kadar air tanah, makin dalam keadaan solum maka semakin besar kadar airnya, dan faktor iklim juga sangat berpengaruh terhadap penentuan kadar air meliputi suhu dan air.
                Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah air dalam tanah yaitu tekstur tanah, bahan organikmempunyai pori-pori mikro yang jauh lebih banyak ketimbang partikel mineral tanah, senyawa kimiawiadalah garam-garam dan senyawa-pupuk baik alamiah maupun non alamiah, kedalaman solum/lapisan, faktor iklim dan tanamanmenentukan kadar dan ketersediaan air  tanah (Hanafiah, 2009).












                                                                                                                             V.            KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Hasil perhitungan kadar air padaGravimetrikpada lapisan I sebesar  4,17 %.
2.      Hasil perhitungan kadar air padaGravimetrikpada lapisan II sebesar 5,27 %.
3.      Hasil perhitungan kadar air Kapasitas Lapangpada lapisan I dan II sebesar0,28%.
4.       Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah air dalam tanah yaitu tekstur tanah, bahan organikmempunyai pori-pori mikro yang jauh lebih banyak ketimbang partikel mineral tanah, senyawa kimiawiadalah garam-garam dan senyawa-pupuk baik alamiah maupun non alamiah, kedalaman solum/lapisan, faktor iklim dan tanamanmenentukan kadar dan ketersediaan air  tanah.
5.2 Saran
Sebaiknya lahan yang sangat rendah kadar airnyaharus diberikan irigasi sehingga kadar airnya dapat normal untuk dimanfaatkan menanam tanaman yang dapat memberikan keuntungan.



DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D., 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,, Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, M. Rusdi Saul, M. Amin Diha, Sutopo Gani Nugroho, Go Ban Hong, dan H. H. Bailey., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hardjowigeno, Sarwono H., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademik Pressindo, Jakarta.  
Hardjowigeno, Sarwono H., 2007. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo, Jakarta.
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi., 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur Makassar.












LAMPIRAN
Perhitungan Kadar Air Tanah Lapisan I
Diketahui : Berat cawan petridish                                          = 36,4 gram
                   Berat tanah kering udara                                     = 20 gram
                   Berat cawan petridish + berat tanah kering oven = 55,6 gram
                  Berat tanah kering oven                                         = 19,2 gram
Kadar air =
                =  x 100%
                 =
                 = 4,17 %
Perhitungan Kadar Air Tanah Lapisan II
Diketahui : Berat cawan petridish                                          = 36,4 gram
                   Berat tanah kering udara                                     = 20 gram
                   Berat cawan petridish + berat tanah kering oven = 55,6 gram
                  Berat tanah kering oven                                         = 19 gram
Kadar air =
                =  x 100%
                 =
                 = 5,27 %


Kadar Air Kapasitas Lapang
Berat tanah basah           = 22 gram
Berat tanah kering oven = 17,2 gram
Kadar air kapasitas lapang  =
                                            =
                                             = 0,28


0 komentar:

Posting Komentar