Breaking News
Loading...
Rabu, 16 Oktober 2013

Info Post

Laporan Praktikum

Dasar-Dasaar Ilmu Tanah
Profil Tanah





Disusun oleh :
Nama                : Muhammad Aris
Nim                   : G111 12 333
Kelompok         : 11
Asisten              : Laura Anggraeni
Laboratorium Fisika Tanah
Jurusan Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2012
                                                                                                                                                         I.       PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Pembentukan tanah dari bongkahan bumi mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancuran dimana bahan induk berkeping-keping secara halus.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut profil tanah.
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.

Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil tanah.
            Profil tanah yaitu irisan vertikal tanah dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk dipermukaan bumi berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batu-batuan melalui proses pelapukan, baik secara fisik maupun kimia yang dibantu oleh pengaruh dari atmosfer, sehingga di dalam tanah  terdapat empat komponen utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah.
            Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan praktikum pengamatan Profil Tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah, karena kita ingin mengatahui sifat-sifat pada setiap lapisan tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum untuk mengetahui sifat-sifat dari setiap lapisan tanah yang meliputi kedalaman lapisan, batasan lapisan, topografi batas lapisan, warna, tekstur, struktur, konsistensi dan karatan tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
            Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.




                                                                                                                                         II.            TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Profil Tanah
Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan-keadaan tanah dan keperluan penelitian (Pasaribu, 2007).
            Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman(Kartasapoetra dkk, 1985).
            Definisi lain dari profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan buli. Profil tanah dipelajari dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2010).
           
           


2.2.Faktor Pembentukan Tanah
Lapisan-lapisan pembentukan tanah ditentukan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya mulai dari lapisan batu-batuan sampai kepermukaan tanah. Setelah diketahui solum tanah  itu kemudian ditentukan pada ketebalan solum tanah itu kemudian ditentukan tebalnya lapisan atas tanah dan lapisan bawahnya satu sama lainnya akan menunjukkan perbedaan yang mencolok. Lapisan atas (top soil) merupakan tanah yang relative subur dibandingkan subsoil karena banyak mengandung bahan organic dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi pertanian yang memungkinkan  dapat terjadi keberhasilan usaha penanaman diatasnya (Hanafiah, 2009).
           Dalam faktor pembentukan tanah,dibedakan atas dua golongan yaitu faktor pembentuk tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif.  Faktor pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,topografi dan waktuatau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup (Hanafiah,2009).
2.2.1.    Bahan Induk
Bahan yang merupakan asal tanah disebut sebagai bahan induk. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat lain.
            Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan,  komposisi mineral dari tanah,  dan kesuburan kimia tanah. Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas air(Pairunan, 1985).
2.2.2.    Topografi
Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah(Pairunan, 1985).
2.2.3.    Waktu
Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama(Pairunan, 1985).
2.2.4.    Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (Pairunan, 1985).
2.2.5.    Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.
            Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan bahan organik menjadi humus(Pairunan, 1985).
2.3.Sifat-Sifat Tanah
2.3.1.    Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi tanah terbagi menjadi empat,yaitu : Keragaman jenis organisme yang hidup dalam tanah,keberadaan jenis organisme tanah yang bermanfaat,populasi organisme danaktivitas metabolisme organisme tanah(Anonim, 2011).
            Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Pasaribu, 2007).
            Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Pasaribu, 2007).
2.3.2.    Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah adalah sifat yang bertanggung jawab atas peredaran udara, air, dan zat terlarut dalam tanah. Tekstur tanah adalah kehalusan atau kekasaran bahan tanah pada perabaan berkenaan dengan perbandingan berat antar fraksi tanah.
            Dalam hal fraksi lempung merajai dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, tanah dikatakan bertekstur halus atau lempungan. Oleh karena tanah bertekstur halus sering bersifat berat diolah karena sangat sulit dan lekat sewaktu basah dan keras sewaktu kering, tanah yang dirajai fraksi lempung juga disebut bertekstur berat (Notohadiprawiro, 1998).





2.3.3.    Sifat Kimia Tanah
Sistem tanah tersusun oleh tiga fase yaitu padat, cairan, dan gas. Fase padat merupakan campuran mineral dan bahan organik dan membentuk jaringan kerangka tanah. Fase cairan yang juga disebut larutan tanah terdiri atas air dan zat-zat terlarut. Zat terlerut ini kadang berupa garam bebas dan seringkali ion dari garam-garam tersebut terikat pada lempung, bahan kolodial lainnya/zat organik terlarut. Fase gas atau udara tanah merupakan campuran dari beberapa gas. Kandungan dan komposisi udara tanah ditentukan oleh hubungan air tanah tanaman (Tan, 1991).















                                                                                                                                                   III.            METODOLOGI
3.1.Letak Geografis dan Administratif
Lokasi tempat penelitian Profil Tanah dilaksanakan di Kecematan Palleko Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatanyang terletak pada 050 22’ 41,2’’ LS dan 1190 33’ 44BT.
            Letak administrasi tempat praktikum berbatasan dengan :
Sebelah Utara              : Sungai Musiman
Sebelah Timur             : Pemukiman Penduduk
Sebelah Selatan           : Sungai Musiman
Sebelah Barat              : Sungai Musiman
3.2.Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikun pengamatan Profil Tanah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20Oktober 2012 pukul 10.30WITA sampai selesai dan bertempat  di Kecamatan Palleko Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.
3.3.Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu :Cangkul, linggis, penggaris, cutter/pisau, parang, meteran, ring sampel, Daftar Isian Profil (DIP).
            Adapun bahan yang digunakan yaitu :Kantong plastik gula, karet, dan kertas label.



3.4.Prosedur Kerja
    3.4.1.  Syarat-syarat Pembuatan Profil
Adapun prosedur kerja dalam pembuatan profil tanah, yaitu :
1.      Lubang penampang harus besar
2.      Ukuran penampang 1,5 m x 1 m penggalian sampai bahan induk dan dalam pemeriksaan dipilih sisi lubang penampang yang mendapat sinar matahari
3.      Tidak menumpuk tanah bekas galian di atas sisi penampang pemeriksaan
4.      Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman
5.      Jika berair, air yang berada di penampang harus dikeluarkan terlebih dahulu
6.      Melakukan pengamatan pada sinar matahari yang cukup.
3.4.2.      Contoh Tanah Utuh
Adapun prosedur kerja pengambilan sampel tanah utuh sebagai berikut :
1.      Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
2.      Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
3.      Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan cutter/pisau.
4.      Memotong kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bagian bawah ring sampel ke permukaan rata dengan permukaan ring sampel.
5.      Menutup ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang sudah disediakan.

3.4.3.       Contoh Tanah Terganggu
Adapun prosedur kerja pengambilan sampel tanah terganggu sebagai berikut :
1.      Mengambil tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.
2.      Memasukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.



















                                                                                                                            IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Profil Tanah di Wilayah Takalar
Parameter
Pengamatan
Lapisan
I
II
III
Kedalaman Lapisan (cm)
30
28
47
Batasan Lapisan
Baur
Baur
Baur
Topografi Batas Lapisan
Tidak teratur
Tidak teratur
Tidak teratur
Warna
-
-
-
Tekstur
Pasir
Liat
Liat
Struktur
Sedang
Halus
Halus
Konsistensi
Teguh
Lepas
Gembur
Karatan
Fe, Mn
Mn
Ma, Mn
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horison-horison yang berbeda. Lapisan I pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 30 cm, batasan lapisannya baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur berpasir, struktur sedang, konsistensi teguh dan yang terakhir karatan mengandung Fe dan Mn.Lapisan I merupakan lapisan paling atas dengan tekstur berupa tanah pasir. Sesuai dengan pendapat Buckman, dkk (1982) yang menyatakan bahwa semakin kecil tekstur tanah maka kemampuan tanah menyimpan air dan bahan organik semakin kecil.
            Lapisan II pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 28 cm, batasan lapisannya baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur berliat, struktur halus, konsistensi lepas dan karatan mengandung Mn. Tekstur tanah pada lapisan II agak kasar, ini berarti dapat disimpulkan bahwa jenis teksturnya adalah liat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (1986) yang menyatakan tanah liat dapat menyimpan lebih banyak air dan mineral karena tanah liat sukar ditembus oleh air dan dapat mengikat mineral.
            Lapisan III pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 47 cm, batasan lapisannya baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur berliat, struktur halus, konsistensi gembur dan karatan mengandung Ma dan Mn.Bedasarkan pengamatan di lapangan, dimana lapisan II dan lapisan III tekstur tanahnya sama yaitu liat.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan batasan lapisan tanah mengalami perbedaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan, dkk (1985) yang menyatakan bahwa tiap profil mengalami perbedaan.Hal ini bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti waktu, lokasi dan faktor pembentuknya.
            Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah,dibedakan atas dua golongan yaitu faktor pembentuk tanah secara pasif dan aktif.  Faktor pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa yang meliputi bahan induk,topografi dan waktuatau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup (Hanafiah,2009).
                                                                                                                              V.            KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Lapisan I mempunyai kedalaman 30 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur pasir, struktur sedang, konsistensi teguh, dan terdapat karatan Fe dan Mn.
2.      Lapisan II mempunyai kedalaman 28 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur liat, struktur halus, konsistensi lepas, dan terdapat karatan Mn.
3.      Lapisan III mempunyai kedalaman 47 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur liat, struktur halus, konsistensi gembur, dan terdapat karatan Ma dan Mn.
4.      Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu iklim (khusus suhu dan curah hujan), pengaruh curah hujan, pengaruh temperatur, jasad hidup, bahan induk, topografi daerah, dan waktu yang diperlukan bahan induk untuk membentuk tanah.
5.2.Saran
Sebaiknya lahan tersebut dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali sebagai tempat untuk menanam berbagai jenis tanaman yang dapat memberikan keuntungan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Ilmu Tanah. http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/geografi-         tanahindonesia. Diakses tanggal 23/10/2012 pukul 21.00 WITA
Buckman,Harry O.1982.Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara: Jakarta
Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung.
Hanafiah, Kemas Ali,Dr,Ir.2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT.Rajagra Findo        Persada: Jakarta
Hardjowigeno. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo.Kartasapoetra,    dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta. Rineka Cipta.
Kartasapoetra, dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta. Rineka    Cipta.
Munir, 1996. Faktor Pembentuk Tanah.http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/     geografi-tanah-indonesia. Diakses tanggal 23/10/2012 pukul 22.00 WITA
Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama    Perguruan Tinggi Indonesia Timur.
Pasaribu.2007. Profil Tanah.http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan-    Oxisol. Diakses tanggal 23/10/2012 pukul 21.00 WITA
Soepardi, 1979. Ilmu Tanah. http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan-   Oxisol. Diakses  tanggal 23/10/2011 pukul 22.00 WITA
Tim Asisten dan Dosen. 2008. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.       Makassar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

0 komentar:

Posting Komentar