Laporan
Praktikum
Dasar-Dasaar
Ilmu Tanah
Profil Tanah
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Aris
Nim : G111 12 333
Kelompok : 11
Asisten :
Laura Anggraeni
Laboratorium
Fisika Tanah
Jurusan
Ilmu Tanah
Fakultas
Pertanian
Universitas
Hasanuddin
Makassar
2012
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan nisbi tipis
pada permukaan kulit. Pembentukan tanah dari bongkahan bumi mulai dari
proses-proses pemecahan atau penghancuran dimana bahan induk berkeping-keping
secara halus.
Fungsi utama tanah adalah sebagai
media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil
pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh
mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur
tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan
berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka
akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan
biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang
terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa
disebut profil tanah.
Dengan kata lain, profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan
horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk
dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh
perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan
yang berulang-ulang oleh genangan air.
Terdapatnya horizon-horizon pada
tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa
proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil tanah.
Profil
tanah yaitu irisan vertikal tanah dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan
induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk dipermukaan bumi berkembang dari bahan
mineral yang berasal dari batu-batuan melalui proses pelapukan, baik secara
fisik maupun kimia yang dibantu oleh pengaruh dari atmosfer, sehingga di dalam
tanah terdapat empat komponen utama
yaitu bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah.
Berdasarkan
uraian diatas, maka perlu diadakan praktikum pengamatan Profil Tanah dalam
langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah, karena kita ingin
mengatahui sifat-sifat pada setiap lapisan tanah.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum untuk mengetahui
sifat-sifat dari setiap lapisan tanah yang meliputi kedalaman lapisan, batasan
lapisan, topografi batas lapisan, warna, tekstur, struktur, konsistensi dan
karatan tanah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan
praktikum adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan
antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.Profil Tanah
Profil
Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang
tertentu pula sesuai dengan keadaan-keadaan tanah dan keperluan penelitian (Pasaribu,
2007).
Apabila kita menggali lubang pada
tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang
tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang-seling dengan
lapisan liat, lempung atau debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah yang
semuanya terdiri dari liat, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan
bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna
kehitam-hitaman(Kartasapoetra dkk, 1985).
Definisi lain dari profil tanah
yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap
sejajar dengan permukaan buli. Profil tanah dipelajari dengan mengenali tanah
dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan
horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan
sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil
tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2010).
2.2.Faktor Pembentukan
Tanah
Lapisan-lapisan pembentukan
tanah ditentukan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman)
yang diukur ketebalannya mulai dari lapisan batu-batuan sampai kepermukaan tanah.
Setelah diketahui solum tanah itu kemudian
ditentukan pada ketebalan solum tanah itu kemudian ditentukan tebalnya lapisan atas
tanah dan lapisan bawahnya satu sama lainnya akan menunjukkan perbedaan yang
mencolok. Lapisan atas (top soil) merupakan tanah yang relative subur dibandingkan
subsoil karena banyak mengandung bahan organic dan biasanya merupakan lapisan olah
tanah bagi pertanian yang memungkinkan dapat
terjadi keberhasilan usaha penanaman diatasnya (Hanafiah, 2009).
Dalam faktor pembentukan
tanah,dibedakan atas dua golongan yaitu faktor pembentuk tanah secara pasif dan
faktor pembentuk tanah secara aktif.
Faktor pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi
sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,topografi
dan waktuatau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor
yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk
hidup (Hanafiah,2009).
2.2.1.
Bahan
Induk
Bahan yang merupakan asal tanah
disebut sebagai bahan induk. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari
batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat
lain.
Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang
beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan
induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk
pelapukan, komposisi mineral dari tanah, dan kesuburan kimia tanah.
Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas
air(Pairunan,
1985).
2.2.2.
Topografi
Topografi
miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum
tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang
tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah(Pairunan, 1985).
2.2.3.
Waktu
Pelapukan
dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap
awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada
bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga
membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu
keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama(Pairunan, 1985).
2.2.4.
Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca
semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran
secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka
terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan
transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung
dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan
secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah
curah hujan dan suhu (Pairunan,
1985).
2.2.5.
Organisme
Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah
untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan
membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang
meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus
membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.
Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan
udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil.
Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan
bahan organik menjadi humus(Pairunan, 1985).
2.3.Sifat-Sifat Tanah
2.3.1.
Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi
tanah terbagi
menjadi empat,yaitu : Keragaman jenis organisme yang hidup dalam tanah,keberadaan
jenis organisme tanah yang bermanfaat,populasi organisme danaktivitas metabolisme
organisme tanah(Anonim,
2011).
Tanah dihuni oleh
bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat
bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang
jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah
yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara.
Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Pasaribu,
2007).
Respirasi mikroorganisme
tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi
(mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk
menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah
mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan
aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N,
hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Pasaribu, 2007).
2.3.2.
Sifat
Fisika Tanah
Sifat
fisika tanah adalah sifat yang bertanggung jawab atas peredaran udara, air, dan
zat terlarut dalam tanah. Tekstur tanah adalah kehalusan atau kekasaran bahan
tanah pada perabaan berkenaan dengan perbandingan berat antar fraksi tanah.
Dalam hal fraksi lempung merajai
dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, tanah dikatakan bertekstur halus
atau lempungan. Oleh karena tanah bertekstur halus sering bersifat berat diolah
karena sangat sulit dan lekat sewaktu basah dan keras sewaktu kering, tanah yang
dirajai fraksi lempung juga disebut bertekstur berat (Notohadiprawiro, 1998).
2.3.3.
Sifat
Kimia Tanah
Sistem tanah tersusun oleh tiga fase
yaitu padat, cairan, dan gas. Fase padat merupakan campuran mineral dan bahan
organik dan membentuk jaringan kerangka tanah. Fase cairan yang juga disebut
larutan tanah terdiri atas air dan zat-zat terlarut. Zat terlerut ini kadang
berupa garam bebas dan seringkali ion dari garam-garam tersebut terikat pada
lempung, bahan kolodial lainnya/zat organik terlarut. Fase gas atau udara tanah
merupakan campuran dari beberapa gas. Kandungan dan komposisi udara tanah
ditentukan oleh hubungan air tanah tanaman (Tan, 1991).
III.
METODOLOGI
3.1.Letak Geografis dan
Administratif
Lokasi tempat penelitian Profil Tanah dilaksanakan di Kecematan Palleko Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatanyang terletak pada 050 22’ 41,2’’ LS dan 1190
33’ 44BT.
Letak
administrasi tempat praktikum berbatasan dengan :
Sebelah
Utara : Sungai Musiman
Sebelah Timur :
Pemukiman Penduduk
Sebelah Selatan :
Sungai Musiman
Sebelah Barat :
Sungai Musiman
3.2.Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikun pengamatan Profil Tanah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20Oktober 2012 pukul 10.30WITA sampai
selesai
dan bertempat di Kecamatan Palleko Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.
3.3.Alat Dan Bahan
Adapun
alat yang
digunakan yaitu
:Cangkul, linggis, penggaris, cutter/pisau, parang, meteran, ring
sampel, Daftar Isian Profil (DIP).
Adapun
bahan yang
digunakan yaitu
:Kantong plastik gula, karet, dan kertas label.
3.4.Prosedur Kerja
3.4.1. Syarat-syarat Pembuatan Profil
Adapun prosedur kerja dalam
pembuatan profil tanah, yaitu :
1. Lubang penampang
harus besar
2. Ukuran penampang 1,5 m x 1 m penggalian sampai
bahan induk dan dalam pemeriksaan dipilih sisi lubang penampang yang mendapat sinar
matahari
3. Tidak menumpuk
tanah bekas galian di atas sisi penampang pemeriksaan
4. Penampang pewakil
adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman
5. Jika berair,
air yang berada di penampang harus dikeluarkan terlebih dahulu
6. Melakukan pengamatan
pada sinar matahari yang cukup.
3.4.2.
Contoh Tanah Utuh
Adapun prosedur kerja pengambilan
sampel tanah utuh
sebagai berikut :
1. Meratakan dan
membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak
lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
2. Menekan ring
sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
3. Menggali ring
sampel beserta tanah di dalamnya dengan cutter/pisau.
4. Memotong kelebihan tanah
yang ada pada permukaan dan bagian bawah ring sampel ke
permukaan rata dengan permukaan ring sampel.
5. Menutup ring sampel
dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang sudah disediakan.
3.4.3.
Contoh Tanah Terganggu
Adapun prosedur kerja pengambilan
sampel tanah terganggu
sebagai berikut :
1. Mengambil tanah dengan
sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil, mulailah
dengan lapisan paling bawah.
2. Memasukkan
dalam kantong plastk yang telah di beri label.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.
Hasil Pengamatan Profil Tanah di Wilayah Takalar
Parameter
Pengamatan
|
Lapisan
|
||
I
|
II
|
III
|
|
Kedalaman Lapisan (cm)
|
30
|
28
|
47
|
Batasan Lapisan
|
Baur
|
Baur
|
Baur
|
Topografi Batas Lapisan
|
Tidak
teratur
|
Tidak
teratur
|
Tidak
teratur
|
Warna
|
-
|
-
|
-
|
Tekstur
|
Pasir
|
Liat
|
Liat
|
Struktur
|
Sedang
|
Halus
|
Halus
|
Konsistensi
|
Teguh
|
Lepas
|
Gembur
|
Karatan
|
Fe,
Mn
|
Mn
|
Ma, Mn
|
Sumber : Data Primer Setelah Diolah,
2012
4.2.
Pembahasan
Berdasarkan
pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horison-horison yang
berbeda. Lapisan I pada profil dalam mempunyai kedalaman lapisan 30 cm, batasan lapisannya baur, topografi
batas lapisan tidak teratur, tekstur berpasir, struktur sedang, konsistensi
teguh dan yang terakhir karatan mengandung Fe dan Mn.Lapisan I merupakan
lapisan paling atas dengan tekstur berupa tanah pasir. Sesuai dengan pendapat
Buckman, dkk (1982) yang menyatakan bahwa semakin kecil tekstur tanah maka
kemampuan tanah menyimpan air dan bahan organik semakin kecil.
Lapisan II pada profil
dalam mempunyai kedalaman lapisan 28 cm, batasan lapisannya baur, topografi batas lapisan tidak
teratur, tekstur berliat, struktur halus, konsistensi lepas dan karatan
mengandung Mn. Tekstur tanah pada lapisan II agak kasar, ini berarti dapat
disimpulkan bahwa jenis teksturnya adalah liat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hakim, dkk (1986) yang menyatakan tanah liat dapat menyimpan lebih banyak air
dan mineral karena tanah liat sukar ditembus oleh air dan dapat mengikat
mineral.
Lapisan III pada profil
dalam mempunyai kedalaman lapisan 47 cm, batasan lapisannya baur, topografi batas lapisan tidak
teratur, tekstur berliat, struktur halus, konsistensi gembur dan karatan
mengandung Ma dan Mn.Bedasarkan pengamatan di lapangan, dimana lapisan II dan
lapisan III tekstur tanahnya sama yaitu liat.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang menunjukkan batasan lapisan tanah mengalami perbedaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan, dkk (1985) yang menyatakan bahwa tiap
profil mengalami perbedaan.Hal ini bergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya, seperti waktu, lokasi dan faktor pembentuknya.
Faktor
yang mempengaruhi pembentukan tanah,dibedakan atas dua golongan yaitu faktor
pembentuk tanah secara pasif dan aktif.
Faktor pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi
sumber massa yang meliputi bahan induk,topografi dan waktuatau umur. Sedangkan
faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang
bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup (Hanafiah,2009).
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Lapisan I
mempunyai kedalaman 30 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi
batas lapisan tidak
teratur,
tekstur pasir, struktur sedang, konsistensi teguh, dan terdapat karatan Fe dan Mn.
2. Lapisan II
mempunyai kedalaman 28 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi batas
lapisan tidak
teratur,
tekstur liat, struktur halus, konsistensi lepas, dan terdapat karatan Mn.
3. Lapisan III
mempunyai kedalaman 47 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi batas
lapisan tidak
teratur,
tekstur liat, struktur halus, konsistensi gembur, dan terdapat karatan Ma dan Mn.
4. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu iklim (khusus suhu dan
curah hujan), pengaruh curah hujan, pengaruh temperatur, jasad hidup, bahan
induk, topografi daerah, dan waktu yang diperlukan bahan induk untuk membentuk
tanah.
5.2.Saran
Sebaiknya lahan tersebut dapat digunakan atau
dimanfaatkan kembali sebagai tempat untuk menanam berbagai jenis tanaman yang
dapat memberikan keuntungan.
Anonim.2011. Ilmu Tanah. http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/geografi- tanahindonesia.
Diakses tanggal 23/10/2012 pukul 21.00 WITA
Buckman,Harry
O.1982.Ilmu Tanah. Bhratara Karya
Aksara: Jakarta
Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung.
Hanafiah,
Kemas Ali,Dr,Ir.2007. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. PT.Rajagra Findo Persada:
Jakarta
Hardjowigeno.
1987. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika
Pressindo.Kartasapoetra, dkk. 1985.
Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta. Rineka Cipta.
Kartasapoetra,
dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan
Air. Jakarta. Rineka Cipta.
Munir, 1996. Faktor
Pembentuk Tanah.http://feiraz.wordpress.com/2008/11/08/ geografi-tanah-indonesia.
Diakses tanggal 23/10/2012 pukul 22.00 WITA
Pairunan,
A.K, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia Timur.
Pasaribu.2007.
Profil Tanah.http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan- Oxisol.
Diakses tanggal 23/10/2012 pukul 21.00 WITA
Soepardi, 1979. Ilmu Tanah. http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan- Oxisol.
Diakses tanggal 23/10/2011 pukul 22.00
WITA
Tim
Asisten dan Dosen. 2008. Penuntun
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar.
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
0 komentar:
Posting Komentar